Bentuk
Ungkapan ora ilok
Berdasarkan data, bentuk ungkapan ora ilok berupa:
Berdasarkan data, bentuk ungkapan ora ilok berupa:
1. Larangan
Ungkapan ‘ora ilok’ dalam bahasa Indonesia berarti ‘tidak baik’ merupakan ungkapan dengan tujuan untuk melarang penutur kepada mitra tuturnya untuk tidak melakukan suatu perbuatan yang tidak baik.
Ungkapan ‘ora ilok’ dalam bahasa Indonesia berarti ‘tidak baik’ merupakan ungkapan dengan tujuan untuk melarang penutur kepada mitra tuturnya untuk tidak melakukan suatu perbuatan yang tidak baik.
2. Larangan
dengan menyertakan akibat
Ungkapan ora ilok dalam bahasa Jawa yang menyertakan akibat jika seseorang melanggar larangan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut:
a. Ora ilok
nglungguhi bantal, engko wudunen ‘tidak baik
menduduki bantal, nanti bisa bisulan’
menduduki bantal, nanti bisa bisulan’
b. Ora ilok
dolanan beras, engko tangane kithing ‘tidak baik
bermain beras, nanti tangannya keriting (dua jari tangan saling
melekat /bertumpang tindih)
bermain beras, nanti tangannya keriting (dua jari tangan saling
melekat /bertumpang tindih)
c. Ora ilok
perawan lungguh/ngadek neng ngarep lawang, mengko
iso dadi perawan tuwa ‘tidak baik anak gadis duduk atau berdiri
di tengah pintu, nanti bias jadi perawan tua’
iso dadi perawan tuwa ‘tidak baik anak gadis duduk atau berdiri
di tengah pintu, nanti bias jadi perawan tua’
d. Ora ilok
ngidoni sumur, mengko lambene guwing ‘tidak baik
meludahi sumur, nanti bibirnya sumbing’
meludahi sumur, nanti bibirnya sumbing’
(3)
Larangan tidak menyertakan akibat
Ungkapan ora ilok dalam bahasa Jawa yang tidak menyertakan akibat jika seseorang melanggar larangan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut:
Ungkapan ora ilok dalam bahasa Jawa yang tidak menyertakan akibat jika seseorang melanggar larangan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut:
1. Ora ilok
mangan karo turu ‘tidak baik makan sambil tidur’
2. Ora ilok
bocah wedok lungguh karo jigang ‘tidak baik anak
perempuan duduk dengan mengangkat kaki’
perempuan duduk dengan mengangkat kaki’
3. Ora ilok
mangan karo ngomong ‘tidak baik makan sambil
ngomong’
ngomong’
4. Ora ilok
mbuang uwuh neng longan ‘tidak baik membuang
sampah di kolong’
sampah di kolong’
(4)
Bahasa Jawa ngoko
Bentuk ungkapan ora ilok disampaikan dengan bahasa Jawa ragam ngoko. Pemilihan ragam ini kemungkinan Kemungkinan disebabkan ungkapan ini berisi nasehat yang biasanya disampaikan orang tua kepada anak-anak cucunya yang berusia lebih muda.
I. Fungsi dan Makna Ungkapan ora ilok
Berdasarkan data, fungsi ungkapan ora ilok dalam bahasa Jawa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu
Bentuk ungkapan ora ilok disampaikan dengan bahasa Jawa ragam ngoko. Pemilihan ragam ini kemungkinan Kemungkinan disebabkan ungkapan ini berisi nasehat yang biasanya disampaikan orang tua kepada anak-anak cucunya yang berusia lebih muda.
I. Fungsi dan Makna Ungkapan ora ilok
Berdasarkan data, fungsi ungkapan ora ilok dalam bahasa Jawa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu
1. untuk
anak-anak,
2. untuk
anak gadis,
3. untuk
wanita hamil
4. untuk
umum.
Secara
rinci, fungsi dan makna ungkapan ora ilok adalah sebagai berikut.
a. Untuk Anak-anak
Berdasarkan data, contoh ungkapan ora ilok yang difungsikan untuk
anak-anak adalah sebagai berikut.
a. Untuk Anak-anak
Berdasarkan data, contoh ungkapan ora ilok yang difungsikan untuk
anak-anak adalah sebagai berikut.
1. Ora ilok lungguh neng nduwur bantal, mengko wudunen
‘tidak baik
duduk di atas bantal, nanti bisulan’
Fungsi yang dimaksudkan dalam ungkapan ora ilok lungguh neng
nduwur bantal, nanti bisulan ‘tidak baik duduk di atas bantal nanti
bisulan’ tersebut berkaitan dengan siapa dan kapan larangan tersebut
digunakan. Berdasarkan bentuknya, dapat dilihat bahwa larangan
tersebut adalah sebagai nasihat orang tua kepada anaknya. Ungkapan
ini dimaksudkan sebagai pengajaran beretika atau sopan santun
kepada anak supaya tidak melakukan suatu perbuatan yang tidak
baik. Dengan cara yang arif, melalui ungkapan ora ilok tersebut,
orang tua bermaksud mengingatkan anaknya untuk tidak melakukan
sesuatu yang tidak baik. Jadi bukan semata-mata akan menyebabkan
bisulan ketika anak menduduki bantal. Bantal digunakan sebagai alas
kepala ketika tidur. Oleh karena itu, tidak sopan jika bantal yang
seharusnya untuk kepala tapi ditempatkan di bawah pantat sebagai
alas duduk.
duduk di atas bantal, nanti bisulan’
Fungsi yang dimaksudkan dalam ungkapan ora ilok lungguh neng
nduwur bantal, nanti bisulan ‘tidak baik duduk di atas bantal nanti
bisulan’ tersebut berkaitan dengan siapa dan kapan larangan tersebut
digunakan. Berdasarkan bentuknya, dapat dilihat bahwa larangan
tersebut adalah sebagai nasihat orang tua kepada anaknya. Ungkapan
ini dimaksudkan sebagai pengajaran beretika atau sopan santun
kepada anak supaya tidak melakukan suatu perbuatan yang tidak
baik. Dengan cara yang arif, melalui ungkapan ora ilok tersebut,
orang tua bermaksud mengingatkan anaknya untuk tidak melakukan
sesuatu yang tidak baik. Jadi bukan semata-mata akan menyebabkan
bisulan ketika anak menduduki bantal. Bantal digunakan sebagai alas
kepala ketika tidur. Oleh karena itu, tidak sopan jika bantal yang
seharusnya untuk kepala tapi ditempatkan di bawah pantat sebagai
alas duduk.
2. Ora ilok mbuka payung neng njero omah, mengko ibuke
mati ‘tidak
baik membuka payung di dalam rumah, nanti ibunya meninggal’
Dengan melihat bentuknya,fungsi ungkapan ini merupakan nasihat
orang tua kepada anaknya, karena pada umumnya anak-anaklah suka
bermain payung. Jika dipikir secara nalar tidak mungkin seseorang
yang bermain dengan membuka payung di dalam rumah akan
mengakibatkan ibunya meninggal. Dengan menakut-nakuti ibunya
akan meninggal diharapkan si anak tidak bermain payung lagi,
karena payung seharusnya digunakan di luar rumah ketika sedang
hujan. Selain itu, alasan lain yang masuk akal adalah jika membuka
payung di dalam rumah juga akan membahayakan orang lain.
baik membuka payung di dalam rumah, nanti ibunya meninggal’
Dengan melihat bentuknya,fungsi ungkapan ini merupakan nasihat
orang tua kepada anaknya, karena pada umumnya anak-anaklah suka
bermain payung. Jika dipikir secara nalar tidak mungkin seseorang
yang bermain dengan membuka payung di dalam rumah akan
mengakibatkan ibunya meninggal. Dengan menakut-nakuti ibunya
akan meninggal diharapkan si anak tidak bermain payung lagi,
karena payung seharusnya digunakan di luar rumah ketika sedang
hujan. Selain itu, alasan lain yang masuk akal adalah jika membuka
payung di dalam rumah juga akan membahayakan orang lain.
3. Ora ilok dolanan beras, engko tangane kithing
‘tidak boleh bermain
beras, nanti tangannya kithing (dua jari tangan saling melekat
/bertumpang tindih)
Fungsi ungkapan ini adalah sebagai peringatan orang tua kepada
anaknya untuk tidak bermain beras. Larangan tersebut diucapkan
dengan cara yang arif, yaitu dengan ungkapan ora ilok, jadi orang tua
tidak perlu melarang anaknya dengan cara yang keras atau dengan
marah supaya tidak melakukan perbuatan yang tidak baik, karena
pada umumnya anak-anak akan lebih menurut jika orang tua
menasehati dengan kelembutan dan kesabaran. Di samping itu,
secara rasional, beras merupakan bahan makanan yang seharusnya
bersih, jadi tidak baik jika dipakai mainan karena mengakibatkan
beras menjadi kotor, selain itu jika dipakai untuk mainan beras bisa
tumpah dan berceceran.
beras, nanti tangannya kithing (dua jari tangan saling melekat
/bertumpang tindih)
Fungsi ungkapan ini adalah sebagai peringatan orang tua kepada
anaknya untuk tidak bermain beras. Larangan tersebut diucapkan
dengan cara yang arif, yaitu dengan ungkapan ora ilok, jadi orang tua
tidak perlu melarang anaknya dengan cara yang keras atau dengan
marah supaya tidak melakukan perbuatan yang tidak baik, karena
pada umumnya anak-anak akan lebih menurut jika orang tua
menasehati dengan kelembutan dan kesabaran. Di samping itu,
secara rasional, beras merupakan bahan makanan yang seharusnya
bersih, jadi tidak baik jika dipakai mainan karena mengakibatkan
beras menjadi kotor, selain itu jika dipakai untuk mainan beras bisa
tumpah dan berceceran.
b.
Untuk Anak Gadis
1. Ora ilok perawan lungguh/ngadek neng ngarep lawang,
mengko iso
dadi perawan tuwa’ ‘tidak baik anak gadis duduk atau berdiri di
tengah pintu, nanti bisa jadi perawan tua’
‘Larangan anak gadis duduk/berdiri di tengah pintu, itu merupakan
ajaran atau nasihat orang tua kepada anak gadisnya yang berkaitan
dengan etika. Larangan ini pun mempunyai alasan yang tidak
diungkapkan secara langsung. Dengan memberikan larangan ini
diharapkan si gadis terbiasa berperilaku baik, karena dengan
terbiasa berperilaku baik di rumah diharapkan anak gadisnya akan
menjadi sosok yang berbudi pekerti luhur. Kebiasaan duduk di depan
pintu, di mata orang-orang tua Jawa, bisa memberikan kesan bahwa
si gadis kurang santun. Selain itu, duduk di depan pintu tidak pantas
dan bisa menggangu orang lain yang akan melewati pintu. Jadi,
sebaiknya duduk di tempat yang seharusnya,
dadi perawan tuwa’ ‘tidak baik anak gadis duduk atau berdiri di
tengah pintu, nanti bisa jadi perawan tua’
‘Larangan anak gadis duduk/berdiri di tengah pintu, itu merupakan
ajaran atau nasihat orang tua kepada anak gadisnya yang berkaitan
dengan etika. Larangan ini pun mempunyai alasan yang tidak
diungkapkan secara langsung. Dengan memberikan larangan ini
diharapkan si gadis terbiasa berperilaku baik, karena dengan
terbiasa berperilaku baik di rumah diharapkan anak gadisnya akan
menjadi sosok yang berbudi pekerti luhur. Kebiasaan duduk di depan
pintu, di mata orang-orang tua Jawa, bisa memberikan kesan bahwa
si gadis kurang santun. Selain itu, duduk di depan pintu tidak pantas
dan bisa menggangu orang lain yang akan melewati pintu. Jadi,
sebaiknya duduk di tempat yang seharusnya,
2. Ora ilok anak perawan maem nyonggo piring, mengko
ditampik joko
‘tidak baik anak gadis makan dengan menyangga piring, nanti ditolak
jejaka’
‘Dilihat dari bentuknya, larangan ini sama dengan larangan duduk di
depan pintu. Makna larangan anak gadis makan dengan menyangga
piring itu merupakan ajaran atau nasihat orang tua kepada anak
gadisnya yang berkaitan dengan etika. Larangan ini pun mempunyai
alasan yang tidak diungkapkan secara langsung. Makna larangan
tersebut adalah peringatan agar si gadis bertingkah laku sopan ketika
makan, dengan mengikuti tata cara makan yang benar, dengan
meletakkan piring di meja makan. Di samping itu, jika makan dengan
menyangga piring selain tidak sopan, akan mengakibatkan piring
mudah terjatuh kalau tersenggol.
‘tidak baik anak gadis makan dengan menyangga piring, nanti ditolak
jejaka’
‘Dilihat dari bentuknya, larangan ini sama dengan larangan duduk di
depan pintu. Makna larangan anak gadis makan dengan menyangga
piring itu merupakan ajaran atau nasihat orang tua kepada anak
gadisnya yang berkaitan dengan etika. Larangan ini pun mempunyai
alasan yang tidak diungkapkan secara langsung. Makna larangan
tersebut adalah peringatan agar si gadis bertingkah laku sopan ketika
makan, dengan mengikuti tata cara makan yang benar, dengan
meletakkan piring di meja makan. Di samping itu, jika makan dengan
menyangga piring selain tidak sopan, akan mengakibatkan piring
mudah terjatuh kalau tersenggol.
3. Ora ilok nyugokne geni nggawe sikil
‘tidak baik memasukkan kayu ke dalam tungku dengan menggunakan
kaki’
Dengan memperhatikan bentuknya, larangan memasukkan kayu ke
dalam tungku dengan menggunakan kaki ini bermakna nasihat orang
tua kepada anak gadisnya supaya bertingkah laku yang baik dan
sopan. Tidak pantas di pandang jika seorang gadis pada saat
memasak, memasukkan kayu ke dalam tungku tidak menggunakan
tangan, tetapi dengan menggunakan kaki. Dengan larangan tersebut,
diharapkan si gadis akan berperilaku yang baik, dan melakukan
segala sesuatu sesuai dengan aturan yang benar. Selain itu, kalau
memasukkan kayu ke dalam tungku dengan menggunakan kaki akan
membahayakan dirinya sendiri, karena bisa menyebabkan kakinya
terbakar.
‘tidak baik memasukkan kayu ke dalam tungku dengan menggunakan
kaki’
Dengan memperhatikan bentuknya, larangan memasukkan kayu ke
dalam tungku dengan menggunakan kaki ini bermakna nasihat orang
tua kepada anak gadisnya supaya bertingkah laku yang baik dan
sopan. Tidak pantas di pandang jika seorang gadis pada saat
memasak, memasukkan kayu ke dalam tungku tidak menggunakan
tangan, tetapi dengan menggunakan kaki. Dengan larangan tersebut,
diharapkan si gadis akan berperilaku yang baik, dan melakukan
segala sesuatu sesuai dengan aturan yang benar. Selain itu, kalau
memasukkan kayu ke dalam tungku dengan menggunakan kaki akan
membahayakan dirinya sendiri, karena bisa menyebabkan kakinya
terbakar.
4. Ora ilok bocah wedok lungguh karo jigang ‘tidak
baik anak
perempuan duduk dengan mengangkat kaki’
Dengan melihat bentuk ungkapan di atas, makna ungkapan ora ilok
bocah wedok lungguh karo jigang adalah sebagai nasihat orang tua
kepada anak gadisnya supaya bersikap sopan, karena tidak pantas
jika seorang gadis duduk dengan mengangkat kaki. Dengan terbiasa
bertingkah laku yang baik dan sopan di rumah, diharapkan si gadis
tidak akan canggung dan tidak bersikap yang kurang pantas baik di
luar rumah maupun dalam pergaulan.
perempuan duduk dengan mengangkat kaki’
Dengan melihat bentuk ungkapan di atas, makna ungkapan ora ilok
bocah wedok lungguh karo jigang adalah sebagai nasihat orang tua
kepada anak gadisnya supaya bersikap sopan, karena tidak pantas
jika seorang gadis duduk dengan mengangkat kaki. Dengan terbiasa
bertingkah laku yang baik dan sopan di rumah, diharapkan si gadis
tidak akan canggung dan tidak bersikap yang kurang pantas baik di
luar rumah maupun dalam pergaulan.
(c)
Untuk Wanita Hamil
Ungkapan ora ilok yang khusus ditujukan untuk wanita hamil dapat diperhatikan pada data berikut.
Ungkapan ora ilok yang khusus ditujukan untuk wanita hamil dapat diperhatikan pada data berikut.
1. Ora ilok, wong meteng mateni kewan, mengko anake
cacat
‘tidak baik, orang hamil membunuh binatang, nanti anaknya bisa
cacat’
Fungsi ungkapan ini adalah nasihat dari orang yang lebih tua kepada
wanita. yang sedang hamil. Dengan larangan untuk tidak membunuh
hewan ini diharapkan si ibu dapat memberikan contoh kepada
anaknya supaya kelak si anak menjadi pribadi yang baik dan
penyayang. Selain itu, diharapkan anaknya kelak menjadi anak yang
sabar dan menghormati sesama makhluk Tuhan serta menjadi anak
yang berbudi pekerti luhur.
‘tidak baik, orang hamil membunuh binatang, nanti anaknya bisa
cacat’
Fungsi ungkapan ini adalah nasihat dari orang yang lebih tua kepada
wanita. yang sedang hamil. Dengan larangan untuk tidak membunuh
hewan ini diharapkan si ibu dapat memberikan contoh kepada
anaknya supaya kelak si anak menjadi pribadi yang baik dan
penyayang. Selain itu, diharapkan anaknya kelak menjadi anak yang
sabar dan menghormati sesama makhluk Tuhan serta menjadi anak
yang berbudi pekerti luhur.
2. Ora ilok, wong meteng lungguh neng tampah ‘tidak
baik wanita
hamil duduk di atas tampah’
Ora ilok, orang yang sedang hamil duduk di atas tampah. Secara
rasional kalau tampah itu diduduki orang yang sedang hamil akan
rusak, dan bisa mengganggu kesehatan orang yang sedang hamil dan
bayinya. Bahkan bila tampah diduduki oleh siapapun logikanya akan
rusak karena fungsi tampah bukan untuk diduduki. Makna dari
ungkapan ini adalah orang yang sedang hamil sebaiknya menjaga
sikap dan tingkah laku supaya anak yang dilahirkannya kelak akan
menjadi anak yang berperilaku dan berbudi pekerti yang baik.
hamil duduk di atas tampah’
Ora ilok, orang yang sedang hamil duduk di atas tampah. Secara
rasional kalau tampah itu diduduki orang yang sedang hamil akan
rusak, dan bisa mengganggu kesehatan orang yang sedang hamil dan
bayinya. Bahkan bila tampah diduduki oleh siapapun logikanya akan
rusak karena fungsi tampah bukan untuk diduduki. Makna dari
ungkapan ini adalah orang yang sedang hamil sebaiknya menjaga
sikap dan tingkah laku supaya anak yang dilahirkannya kelak akan
menjadi anak yang berperilaku dan berbudi pekerti yang baik.
(d)
Untuk umum
Berdasarkan data, contoh ungkapan ora ilok yang difungsikan untuk umum atau semua usia adalah sebagai berikut.
Berdasarkan data, contoh ungkapan ora ilok yang difungsikan untuk umum atau semua usia adalah sebagai berikut.
1. Ora ilok mangan karo ngomong ‘tidak baik makan
sambil bicara’
Dilihat dari bentuknya, larangan ini berlaku untuk umum, mulai dari
anak-anak hingga dewasa. Larangan ini pun mempunyai makna yang
tidak diungkapkan secara langsung. Makna larangan ora ilok mangan
karo ngomong ini merupakan ajaran atau nasihat supaya dalam
hidup, orang harus bertingkah laku yang sopan dengan tidak
melakukan hal-hal yang tidak pantas. Selain itu, jika larangan itu
dilakukan (makan sambil bicara) bisa menyebabkan tersedak.
Dilihat dari bentuknya, larangan ini berlaku untuk umum, mulai dari
anak-anak hingga dewasa. Larangan ini pun mempunyai makna yang
tidak diungkapkan secara langsung. Makna larangan ora ilok mangan
karo ngomong ini merupakan ajaran atau nasihat supaya dalam
hidup, orang harus bertingkah laku yang sopan dengan tidak
melakukan hal-hal yang tidak pantas. Selain itu, jika larangan itu
dilakukan (makan sambil bicara) bisa menyebabkan tersedak.
2. Ora ilok mangan karo mlaku ‘tidak baik makan sambil
berjalan’
Dilihat dari bentuknya, larangan ini berlaku untuk umum, mulai dari
anak-anak hingga dewasa. Larangan ini pun mempunyai makna yang
tidak diungkapkan secara langsung. Makna larangan ora ilok mangan
karo mlaku ini merupakan ajaran atau nasihat supaya dalam hidup,
orang bertingkah laku sopan dan sesuai dengan norma, dan tidak
melakukan hal-hal yang tidak pantas. Selain itu, secara rasional
kalau makan sambil berjalan tentu saja makanannya bisa kotor
terkena debu atau kuman yang akan membahayakan kesehatan orang
yang bersangkutan.
Dilihat dari bentuknya, larangan ini berlaku untuk umum, mulai dari
anak-anak hingga dewasa. Larangan ini pun mempunyai makna yang
tidak diungkapkan secara langsung. Makna larangan ora ilok mangan
karo mlaku ini merupakan ajaran atau nasihat supaya dalam hidup,
orang bertingkah laku sopan dan sesuai dengan norma, dan tidak
melakukan hal-hal yang tidak pantas. Selain itu, secara rasional
kalau makan sambil berjalan tentu saja makanannya bisa kotor
terkena debu atau kuman yang akan membahayakan kesehatan orang
yang bersangkutan.
3. Ora ilok ngidoni sumur, mengko lambene guwing
‘tidak baik
meludahi sumur, nanti bibirnya akan sumbing’
Ungkapan ora ilok ngidoni sumur, mengko lambene guwing ini
berfungsi sebagai nasihat untuk umum, dari anak-anak hingga
dewasa. Meludahi sumur akan menyebabkan bibir sumbing tidak
irasional/tidak logis. Akan tetapi, secara rasional, bisa dimaknai
ludah itu kotor, dan air sumur digunakan untuk memasak, minum,
mandi dan sebagainya. Jadi air sumur sebaiknya harus selalu dalam
keadaan bersih dan sehat. Bila air sumur diludahi, maka akan
menjadi kotor dan tidak baik untuk dipergunakan sehari-hari. Makna
yang tersirat dalam ungkapan ini adalah sebagai manusia sebaiknya
selalu bertingkah laku yang sopan, dan jangan melakukan perbuatan
yang tidak pantas.
meludahi sumur, nanti bibirnya akan sumbing’
Ungkapan ora ilok ngidoni sumur, mengko lambene guwing ini
berfungsi sebagai nasihat untuk umum, dari anak-anak hingga
dewasa. Meludahi sumur akan menyebabkan bibir sumbing tidak
irasional/tidak logis. Akan tetapi, secara rasional, bisa dimaknai
ludah itu kotor, dan air sumur digunakan untuk memasak, minum,
mandi dan sebagainya. Jadi air sumur sebaiknya harus selalu dalam
keadaan bersih dan sehat. Bila air sumur diludahi, maka akan
menjadi kotor dan tidak baik untuk dipergunakan sehari-hari. Makna
yang tersirat dalam ungkapan ini adalah sebagai manusia sebaiknya
selalu bertingkah laku yang sopan, dan jangan melakukan perbuatan
yang tidak pantas.
4. Ora ilok mbuwang uwuh neng longan ‘tidak baik
membuang sampah
di bawah tempat tidur’. Ungkapan ora ilok yang artinya dalam
bahasa Indonesia ‘tidak baik membuang sampah di bawah tempat
tidur’ itu tentu saja tidak pantas dilakukan karena tidak baik untuk
kesehatan, sebab kalau sampah itu membusuk bisa menjadikan bau
tidak sedap/tidak enak. Selain itu, bisa juga sampah akan menjadi
sarang bibit penyakit. Ungkapan ini berfungsi untuk umum dan
sebagai nasihat untuk semua orang supaya melakukan segala sesuatu
sesuai dengan etika.
di bawah tempat tidur’. Ungkapan ora ilok yang artinya dalam
bahasa Indonesia ‘tidak baik membuang sampah di bawah tempat
tidur’ itu tentu saja tidak pantas dilakukan karena tidak baik untuk
kesehatan, sebab kalau sampah itu membusuk bisa menjadikan bau
tidak sedap/tidak enak. Selain itu, bisa juga sampah akan menjadi
sarang bibit penyakit. Ungkapan ini berfungsi untuk umum dan
sebagai nasihat untuk semua orang supaya melakukan segala sesuatu
sesuai dengan etika.
5. Ora ilok nyapu bengi-bengi ‘tidak baik menyapu
malam-malam’
Ungkapan ora ilok nyapu bengi-bengi ‘tidak baik menyapu pada
malam hari’ merupakan larangan yang ditujukan untuk umum. Malam
hari adalah waktu untuk istirahat/tidur. Oleh karena itu, tidak baik
menyapu pada malam hari karena debu yang beterbangan bisa
mengganggu orang yang sedang tidur. Selain itu, menyapu pada ,
malam hari dikhawatirkan kotoran yang disapu kurang bersih.
Ungkapan ora ilok nyapu bengi-bengi ‘tidak baik menyapu pada
malam hari’ merupakan larangan yang ditujukan untuk umum. Malam
hari adalah waktu untuk istirahat/tidur. Oleh karena itu, tidak baik
menyapu pada malam hari karena debu yang beterbangan bisa
mengganggu orang yang sedang tidur. Selain itu, menyapu pada ,
malam hari dikhawatirkan kotoran yang disapu kurang bersih.
3.
Ora ilok sebagai Pengajaran Berbudi Pekerti
Budi pekerti secara umum adalah moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan. Budi pekerti adalah tuntunan moral yang paling penting karena budi pekerti merupakan induk dari segala etika, tata krama,tata susila, dan perilaku baik dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari.
Penanaman budi pekerti pertama-tama bisa dilakukan oleh orang tua dan keluarga di rumah sejak masa kanak-kanak, selanjutnya di sekolah, dan kemudian di masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Budi pekerti merupakan suatu perilaku positif yang dilakukan melalui kebiasaan. Artinya, seseorang diajarkan melakukan hal yang baik mulai dari masa kecil sampai dewasa melalui latihan-latihan, misalnya cara berpakaian, cara berbicara, cara menghormati orang lain, cara makan dan minum, cara masuk dan keluar rumah dan sebagainya.
Orang tua Jawa terutama para generasi tua, mulai menanamkan pengertian tentang hal yang baik dan benar untuk dilakukan sesuai dengan etika melalui banyak cara, antara lain dengan menggunakan ungkapan ora ilok. Secara tidak langsung, ungkapan ora ilok, ini merupakan salah satu cara yang arif untuk mengingatkan keluarganya untuk bersikap sopan,bertindak sesuai dengan tata krama. Dengan mematuhi dan tidak melanggar larangan ora ilok ini, secara tidak langsung orang sudah memberikan pengajaran berbudi pekerti.
Pendidikan budi pekerti melalui ungkapan ora ilok merupakan usaha untuk menyiapkan anak menjadi manusia seutuhnya yang berbudi pekerti luhur dalam kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Banyak hal yang dapat dipetik dari ungkapan ora ilok tersebut, salah satunya adalah pitutur atau nilai budi pekerti yang masih relevan dengan nilai-nilai yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat sekarang ini.
Di samping itu, pengajaran berbudi pekerti merupakan upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan, dan perbaikan perilaku anak agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya secara selaras, serasi, dan seimbang. Dengan pengajaran berbudi pekerti diharapkan akan menjadi bekal bagi masa depannya, karena budi pekerti luhur dapat menciptakan sikap sopan santun dalam bersikap dan berbuat baik, tertib menurut adat yang baik yang menunjukkan tingkah laku yang beradab. Dalam ungkapan ora ilok ini, penanaman etika dihubungkan dengan norma sopan santun, tata cara berperilaku yang baik dalam pergaulan bermasyarakat.
Budi pekerti secara umum adalah moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan. Budi pekerti adalah tuntunan moral yang paling penting karena budi pekerti merupakan induk dari segala etika, tata krama,tata susila, dan perilaku baik dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari.
Penanaman budi pekerti pertama-tama bisa dilakukan oleh orang tua dan keluarga di rumah sejak masa kanak-kanak, selanjutnya di sekolah, dan kemudian di masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Budi pekerti merupakan suatu perilaku positif yang dilakukan melalui kebiasaan. Artinya, seseorang diajarkan melakukan hal yang baik mulai dari masa kecil sampai dewasa melalui latihan-latihan, misalnya cara berpakaian, cara berbicara, cara menghormati orang lain, cara makan dan minum, cara masuk dan keluar rumah dan sebagainya.
Orang tua Jawa terutama para generasi tua, mulai menanamkan pengertian tentang hal yang baik dan benar untuk dilakukan sesuai dengan etika melalui banyak cara, antara lain dengan menggunakan ungkapan ora ilok. Secara tidak langsung, ungkapan ora ilok, ini merupakan salah satu cara yang arif untuk mengingatkan keluarganya untuk bersikap sopan,bertindak sesuai dengan tata krama. Dengan mematuhi dan tidak melanggar larangan ora ilok ini, secara tidak langsung orang sudah memberikan pengajaran berbudi pekerti.
Pendidikan budi pekerti melalui ungkapan ora ilok merupakan usaha untuk menyiapkan anak menjadi manusia seutuhnya yang berbudi pekerti luhur dalam kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Banyak hal yang dapat dipetik dari ungkapan ora ilok tersebut, salah satunya adalah pitutur atau nilai budi pekerti yang masih relevan dengan nilai-nilai yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat sekarang ini.
Di samping itu, pengajaran berbudi pekerti merupakan upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan, dan perbaikan perilaku anak agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya secara selaras, serasi, dan seimbang. Dengan pengajaran berbudi pekerti diharapkan akan menjadi bekal bagi masa depannya, karena budi pekerti luhur dapat menciptakan sikap sopan santun dalam bersikap dan berbuat baik, tertib menurut adat yang baik yang menunjukkan tingkah laku yang beradab. Dalam ungkapan ora ilok ini, penanaman etika dihubungkan dengan norma sopan santun, tata cara berperilaku yang baik dalam pergaulan bermasyarakat.
SOURCE : http://ki-demang.com/kbj5/index.php/makalah-pengombyong/1196-14-ungkapan-ora-ilok-larangan-pada-masyarakat-jawa-di-jawa-timur-sebagai-pengajaran-berbudi-pekerti/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar